Model Belajar Mengajar Kreatif
Banyak model yang telah dikembangkan unutk melandasi
kurikulum anak berbakat. Beberapa dari model tersebut khusus dirancang untuk
anak berbakat.
Beberapa
pertimbangan mengapa model-model pembelajaran perlu dipilih :
Setiap model membangun keterampilan
yang penting bagi anak berbakat dan meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapai
sasaran belajar.
Model-model tersebut dapat digunakan
siswa dengan kemampuan yang beragam seperti di dalam kelas biasa,sehinga anak
berbakat tidak terpisah dari siswa lainnya.
Model-model tersebut mudah
digunakan,mudah dipahami,dan mudah diterapkan di dalam kurikulum.
Kreativitas siswa dapat berkembang
dengan model-model pembelajaran yang ditetapkan.
Berikut
adalah model belajar mengajar kreatif :
Taksonomi Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah kognitif : Memungkinkan peningkatan berfikir
kreatif melalui proses sintesis. Taksonomi ini memiliki enam tingkat perilaku
kognitif yaitu pengetahuan (kemampuan siswa untuk mengingat),pemahaman(kemampan
untuk mengingat dan menggunakan informasi),penerapan(menggunakan informasi
dengan cara baru),analisis(kemampuan untuk memisah-misahkan suatu bahan menjadi
komponen-komponen untuk melihat hubungan dari bagian-bagian dan
kesesuaiannya),sintesis (kemampuan untuk menggabung bagian-bagian menjadi
keseluruhan yang baru,dan evaluasi(kemampuan membuat pertimbangan atau
penilaian untuk membuat keputusan atas dasar internal.
Model Struktur Intelek dari Guilford : Melalui kategori berfikir
divergen, aspek-aspek seperti kelancaran,kelenturan,orisinalitas,dan elaborasi
dalam berpikir dapat dilatih. Karena dalam berpikir divergen siswa bebas
melepaskan pikirannya untuk semua hal yang terbuka,tidak dibatasi.
Model Talenta Berganda dari Taylor : Terutama bidang kreatif-produktif
dapat mengembangkan keterampilan berfikir kreatif.
Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif :
Dalam model ini ada tingkatan model yang digunakan. Model tingakatan tersebut
mulai dari yang relatif sederhana (Tingkat I yang memperkenalkan teknik-teknik
kreatif dasar) sampai dengan yang majemuk (Tingkat III dimana siswa bekerja
dengan masalah nyata) unutk belajar kreatif.
Model Enrichment Triad dari Renzulli :
Model ini memberi kesempatan
pengalaman pengayaan, dan khususnya tingkat III ( Menyelidiki masalah nyata)
merupakan tantangan bagi siswa berbakat, namun ketiga tipe pengayaan ini dapat
memupuk kreativitas.
Model William tentang Perilaku Kognitif-Afektif dari Krathwohl :
Model ini menekankan pentingnya mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan
khusunya siswa berbakat yang mendasari perilaku siswa secara konsisten. Hal ini
penting untuk membantu mereka mewujudkan kreativitas yang konstruktif dan tidak
yang destruktif.
model ini mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas yang memerlukan perpaduan antara fungsi berpikir,perasaan,pengindraan,dan firasat (Intuuisi).
sumber: http://12101nas.blogspot.com/2013/11/model-belajar-mengajar-kreatif.html