Senin, 04 Mei 2015

belajar dan mengajar kreatif

Model Belajar Mengajar Kreatif

Banyak model yang telah dikembangkan unutk melandasi kurikulum anak berbakat. Beberapa dari model tersebut khusus dirancang untuk anak berbakat.

Beberapa pertimbangan mengapa model-model pembelajaran perlu dipilih :

Setiap model membangun keterampilan yang penting bagi anak berbakat dan meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapai sasaran belajar.
Model-model tersebut dapat digunakan siswa dengan kemampuan yang beragam seperti di dalam kelas biasa,sehinga anak berbakat tidak terpisah dari siswa lainnya.
Model-model tersebut mudah digunakan,mudah dipahami,dan mudah diterapkan di dalam kurikulum.
Kreativitas siswa dapat berkembang dengan model-model pembelajaran yang ditetapkan.

Berikut adalah model belajar mengajar kreatif :

Taksonomi Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah kognitif : Memungkinkan peningkatan berfikir kreatif melalui proses sintesis. Taksonomi ini memiliki enam tingkat perilaku kognitif yaitu pengetahuan (kemampuan siswa untuk mengingat),pemahaman(kemampan untuk mengingat dan menggunakan informasi),penerapan(menggunakan informasi dengan cara baru),analisis(kemampuan untuk memisah-misahkan suatu bahan menjadi komponen-komponen untuk melihat hubungan dari bagian-bagian dan kesesuaiannya),sintesis (kemampuan untuk menggabung bagian-bagian menjadi keseluruhan yang baru,dan evaluasi(kemampuan membuat pertimbangan atau penilaian untuk membuat keputusan atas dasar internal.
Model Struktur Intelek dari Guilford : Melalui kategori berfikir divergen, aspek-aspek seperti kelancaran,kelenturan,orisinalitas,dan elaborasi dalam berpikir dapat dilatih. Karena dalam berpikir divergen siswa bebas melepaskan pikirannya untuk semua hal yang terbuka,tidak dibatasi.

Model Talenta Berganda dari Taylor : Terutama bidang kreatif-produktif dapat mengembangkan keterampilan berfikir kreatif.

Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif : Dalam model ini ada tingkatan model yang digunakan. Model tingakatan tersebut mulai dari yang relatif sederhana (Tingkat I yang memperkenalkan teknik-teknik kreatif dasar) sampai dengan yang majemuk (Tingkat III dimana siswa bekerja dengan masalah nyata) unutk belajar kreatif.

Model Enrichment Triad dari Renzulli : 
Model ini memberi kesempatan pengalaman pengayaan, dan khususnya tingkat III ( Menyelidiki masalah nyata) merupakan tantangan bagi siswa berbakat, namun ketiga tipe pengayaan ini dapat memupuk kreativitas.

Model William tentang Perilaku Kognitif-Afektif dari Krathwohl
Model ini menekankan pentingnya mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan khusunya siswa berbakat yang mendasari perilaku siswa secara konsisten. Hal ini penting untuk membantu mereka mewujudkan kreativitas yang konstruktif dan tidak yang destruktif.

Model Pendidikan Integratif dari Clark : 
  model ini mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas yang memerlukan perpaduan antara fungsi berpikir,perasaan,pengindraan,dan firasat (Intuuisi).


sumber: http://12101nas.blogspot.com/2013/11/model-belajar-mengajar-kreatif.html