Analisis Transaksional
Eric Berne adalah pelopor dari analisis transaksional, ia di lahirkan di Montreal, Canada pada tahun 1910 dan meninggal di usia 60 tahun pada 1970. Eric mulai mengembangkan AT ini sebagai terapi ketika ia bertugas dalam Dinas Militer Amerika Serikat dan diminta untuk membuka program terapi kelompok bagi serdadu yang mendapat gangguan emosional sebagai akibat perang dunia ke-2.
Analisis transaksional berevolusi dari ketidakpuasan Berbe dengan lembatnya psikonalisis dalam menyembuhkan orang-orang dari masalah mereka. Pada pertengahan tahun 50-an Eric baru memperkenalkan teorinya yaitu Analisis transaksiona. Teori ini mendapat sambutan yang sangat baik dari kalangan ahli terapi kelompok tahun 1957.
Prinsip-prinsip yang dikembangkan Eric dalam analisis transaksional adalah upaya untuk merangsang rasa tanggung jawab pribadi atasa tingkah lakunya sendiri, pemikiran logis, rasional, tujuan-tujuan yang realistis, berkomunikasi dengan terbuka, wajar, dan pemahaman dalam berhubungan dengan orang lain.
Analisis transaksional merupakan psikoterapi yang dapat digunakan dalam konseling individual maupun klasikal (kelompok). Analisis transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling. Analisis transaksional berfokus pada keputusan-keputusan awal yang dibuat oleh kilen dan menekankan kemampuan klien untuk membuat keputusan-keputusan baru. Analisis transaksional merupakan aspek-aspek kognitif rasional-behavioral dan berorientasi kepada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat keputusan-keputusan baru dan mengubah cara hidupnya. Berne menemukan bahwa dengan menggunakan Analisis transaksional kliennya membuat peruubahan signifikan dalam kehidupan mereka.
ASUSMI DASAR
Pendekatan Analisis transaksional berlandaskan suatu teori kepribadian yang berkenaan dengan analisis struktiral dan transaksioanal. Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu : orang tua, dewasa, anak. Sifat konraktual proses terapeutik Analisis transaksional cenderung memepersamakan kedudukan konselor dan klien. Klien bertanggung jawab untuk menentukan apa yang ia ingin ubah.
Pada dasarnya, analisis transaksioanal berasumsi bahwa manusia itu :
1. Memiliki pilihan-pilihan dan tidak terbelenggu oleh masa lampaunya (manusia selalu berubah dan bebas untuk menentukan pilihannya)
2. Manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemprograman awal (manusia dapat berubah asalkan dia mau)
3. Manusia bisa belajar mempercayai dirinya sendiri, berfikir dan memutuskan untuk dirinya sendiri, dan mengungkapkan perasaan-perasaannya
4. Manusia sanggup untuk tampil di luar pola-pola kebiasaan dan menyelekasi tujuan-tujuan dan tingkah laku baru.
5. Manusia bertingkah laku dipengaruhi oleh pengharapan dan tuntutan daro orang-orang lain
6. Manusia dilahirkan bebas, teyapi slah satu yang pertama dipelajari adalah berbuat sebagaimana yang diperintahkan
Dalam teorinya, eric berne mengenukakan suatu istilah yang disebut stroke (tanda perhatian). Menurutnya stroke dapat dibedakan menjadi :
1. Stroke positif
Stroke positif merupakan segala bentuk perhatian yang secara langsung dapat memperkuat motivasi dan kegairahan dalam kehidupannya.
Misalnya : belaian, ciuman, senyuman, tepukan, piagam suatu prestasi dll.
2. Stroke negative
Merupakan suatu bentuk stroke yang menunjukkan pandangan yang mengecewakan atau menyesali, pukulan, tamparan, kata-kata ketas, sikap acuh dll
Sedangkan stroke yang lebih formal adalah tanda peringatan, surat teguran, nilai merah dll. Stroke ini menyebabkan seseorang merasa tidak dihargai dan tidak berarti, dan secara tidak langsung memungkinkan seseorang memiliki dan tumbuh sikap yang defensive untuk mempertahankan diri.
3. Stroke bersyarat
Dapat diartikan sebagai suatau tanda perhatian yang diperoleh seseorang disebabkan ia telah melakukan sesuatu. Misalnya “saya mau menemanimu belanja, asalkan kau mau membantuku membersikan rumah”.
4. Stroke tidak bersyarat
Stroke tidak bersyarat atau perhatian tak bersyarat adalah atnad yang diperoleh seseorang tanpa dikenakan persyaratan apapun. Misal “saya akan membantumu dengan sebaik-baiknya”.
ANALISIS TRANSAKSI
Ada 3 transaksi:
- Transaksi imbang (komplementer),
- Transaksi silang,
- Transaksi terselubung.
A. Transakasi komplementer
- Jenis transaksi terbaik dlm komunikasi antar pribadi krn terjadi kesamaan makna thd pesan yg mereka pertukarkan, pesan yg satu dilengkapi oleh pesan yg lain meskipun dlm jenis sikap ego yg berbeda.
- Transaksi komplementer terjadi antara 2 sikap yg sama à sikap dewasa.
Transaksi terjadi antara 2 sikap yg berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap ortu dan sikap anak-anak.
Transaksi imbang (komplementer)
- Terjadi jika penrima pesan memberi respon sesuai dengan ego state yg diharapkan oleh pengirim pesan.
- Contoh: Klien berperilaku sbg anak, Perawat dihrpkan berperansbg orang tua
Dialog:
Stimulus: silakan tunggu, saya akan hubungi dokter unt keluhan Anda ini.
Respon: terima kasih, saya memang butuh perhatian saat ini
Stimulus: dimana yg terasa nyeri?
Respon: di pergelangan tangan kiri saya.
B. Transaksi Silang
- Terjadi jika penerima pesan memberikan respon di luar ego state yg diharapkan oleh pengirim pesan.
- Akibatnya: kesenjangan/terputusnya komunikasi
- Contoh: isteri mengapa pulang lambat?
suami kalau orang baru plg jangan ditanya macam-macam. Ambilkan minum!
- Contoh lain: Stimulus: dimana yg nyeri?
Respon: jika anda tdk keberatan, saya ingin bicara dgn dokter tentang hal ini.
C. Transaksi selubung/tersembunyi
- Transaksi yg terjadi dimana pengirim pesan menyampaikan pesn dari ego state tertentu tetapi dibalik pesan itu ia menyampaikan pesan dari ego state yg lain.
- Dlm berkomunikasi kita sering (sebetulnya) mengirim sekaligus 2 pesan à yg diucapkan terang-terangan & yg tersembunyi.
- Sikap tersembunyi ini sebenarnya yg paling penting à yg ingin mendpt respon, baik yg tersembunyi di blk kata-kata (verbal) atau non verbal), tetapi ditanggapi lain oleh si penerima.
- Contoh (T. Selubung)
Pada suatu petang Dudung berkunjung ke rumah Nunung. Mereka asyik sekali ngobrol krn ada bahan percakapan yg sangat menarik. Ayah Nunung melihat ke arah jam dinding & berkata, “Hm, sdh pukul 11 mlm.”
Pernyataan ttg fakta yg disampaikan terang-terangan.
Pesan terselubungnya: “bukankah sdh waktunya kau pulang, Nak?
T. selubung
- Tdk semuanya sesederhana itu tujuannya
- Spt pepatah: “ada udang di balik batu”
- Kita hrs peka thd traksaksi selubung
- Ego state yg baik adalah yg mengalir shg dpt digunakan pd kondisi yg cocok, misal dlm menghadapi suatu masalah maka ego state yg cocok adl ego state dewasa, bukan ego state anak atau orang tua.
TAHAPAN ANALISIS TRANSAKSIONAL
Proses konseling Analisis transaksional ini dilakukan setiap transaksi yang analisis. Klien yang nampaknya mengelakkkan tanggung jawab pada dirinya sehingga klien dapat menyeimbangkan egogramnya, mendefinisikan kembali skiptnya serta melakukan instropeksi terhadap games yang dijalaninya.
Tahapan :
1. Bagian pendahuluan digunakan untuk menentukan kontrak dengan klien, baik mengenai masalah maupun tanggung jawan kedua pihak
2. Pada bagian kedua baru mengajarkan klien tentang ego statenya dengan diskusi bersama klien
3. Membuat kontrak yang dilakukan oleh klien sendiri, yang berisikan tentang apa yang akan dilakukan oleh klien, bagaimana klien akan melangkah kea rah tujuan yang telah ditetapkan, dan klien tau kapan kontraknya akan habis. Kontrak berbentuk pernyataan klien-konselor untuk bekerja sama mencapai tujuan dan masing-masing terikat untuk saling bertanggung jawab
4. Setelah kontrak selesai, baru kemudian konselor bersama klien menggali ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi dan tercapainya tujuan konseling
TUJUAN KONSELING
Tujuan dasar dari Analisis transaksional adalah membantu klien dalam membuat keputusan-keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memllih telah dibatasi oleh keputusan-keputusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara-cara hidup yang mandul dan determistik.
Menurut eric dalam bukunya yang berjudul “Principles of group treatment, (1966), yaitu :
1. Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi (pencemaran) status ego yang berlebihan
2. Konselor berusaha membantu mengembangkan kapasitas dari klien dalam menggunakan semua status egonya yang cocok. Ini menyangkut pula dalam memperoleh kebebasan dan kemampuan yang dapat ditembus diantara status egonya
3. Konselor berusaha membantu klien di dalam mengembangkan seluruh status ego dewasanya.
4. Membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru atua naskah hidup yang lebih produktif
Corey, Gerald. (2005). Teori dan praktek kkonseling dan psikoterapi. Bandung : Rafika Aditama
Mc Leod, John. (2008). Pengantar konseling: teori dan studi kasus. Alih bahasa: A.K. Anwar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Mappiare. Andi. (2010). Pengantar konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada
Hutagalung, Rizky Putri A.S. (2013). Bahan ajar: Psikologi konseling. Tidak diterbitkan. Universitas mercu buana
http://iffahkarimah.blogspot.com/2013/04/analisis-transaksional.html
Ada 3 transaksi:
Transaksi imbang (komplementer)
Dialog:
Stimulus: silakan tunggu, saya akan hubungi dokter unt keluhan Anda ini.
Respon: terima kasih, saya memang butuh perhatian saat ini
Respon: di pergelangan tangan kiri saya.
suami kalau orang baru plg jangan ditanya macam-macam. Ambilkan minum!
Respon: jika anda tdk keberatan, saya ingin bicara dgn dokter tentang hal ini.
Pada suatu petang Dudung berkunjung ke rumah Nunung. Mereka asyik sekali ngobrol krn ada bahan percakapan yg sangat menarik. Ayah Nunung melihat ke arah jam dinding & berkata, “Hm, sdh pukul 11 mlm.”
Pernyataan ttg fakta yg disampaikan terang-terangan.
Pesan terselubungnya: “bukankah sdh waktunya kau pulang, Nak?