Minggu, 27 November 2011

ibd ke 8

manusia dan pandangan hidup

Pandangan hidup adalah Pemikiran seorang manusia mengenai apa yang ingin ia lakukan di waktu yang akan datang. Pandangan hidup itu sendiri akan muncul jika manusia tersebut sadar dengan apa yang dia lakukan hari ini kurang baik dan ia berfikir untuk memperbaikinya demi masa yang akan datang. Sehingga pada masa yang akan datang nantinya, ia akan menjadi lebih baik dari pada yang sebelumnya.

Ada beberapa macam sumber pandangan hidup, yaitu :
1. Pandangan hidup yang bersifat mutlak, yang berasal dari agama.
2. Pandangan hidup menurut ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan adat tempat ia tinggal.
3. Pandangan hidup yang berasal dari renungan pada diri manusia itu sediri.
Pandangan hidup seorang muslim
Pandangan hidup seorang muslim, dapat dikaitkan dengan pedoman atau amalan-amalan yang diberikan nabi untuk umatnya dalam agama islam. Pandangan seorang muslim ialah tidak patah semangat dalam menjalani hidup dan mencoba untuk berubah menjadi manusia yang lebih baik lagi.

ideology
Ialah pengertian yang berdasarkan ilmu teori, yang bisa dikatakan pendapat seseorang yang didapat dari fakta, shingga munculah ideology.
Cita-Cita
Cita-cita adalah suatu keinginan, harapan dan tujuan yang dilandasi oleh pikiran manusia. Cita-cita dalam diri manusia merupakan hal yang ingin mereka peroleh atau dapatkan. Contohnya ialah seorang anak manusia yang ketika melihat polisi menangkap seorang penjahat, karena melakukan kejahatan kepada ibunya. Lalu dalam diri anak itu timbul untuk melindungi ibunya maupun orang lain ketika mendapatkan masalah dari para penjahat diluar sana. Dari hal tersebutlah anak ini barupaya agar kelak dia dapat menjadi seorang polisi yang dapat melindungi masyarakat. Dan hal inilah yang disebut dengan cita-cita

Kebajikan
Kebajikan adalah perbuatan yang dapat mendatangkan suatu kebaikan. Yang didorong oleh suara hati.
Jadi kebajikan dilandasi oleh perbuatan baik, yang dibarengi oleh tingkah laku manusia.
Faktor-faktor yang menetukan tingkah laku seseorang adalah dimana lingkungan tempat ia tinggal dan pergaulan sehari-hari orang tersebut.
Usaha atau Perjuangan
Usaha atau Perjuangan ialah suatu tekad atau niat yang dilakukan dalam meraih suatu tujuan. Usaha dapat diartikan pendorong manusia untuk maju. Dapat dicontohkan : missal seorang anak sekolah yang mempunyai cita-cita atau keingingan menjadi seorang programmer kelak jika sudah besar. Lalu dari cita-cita tersebut ia berusaha dan belajar demi menjadi seorang programmer. Itulah yang dinamakan sebuah usaha.
3 Aliran Filsafat
Naturalisme
a. Pandangan hidup yang segalanya berawal dari tuhan sang pencinta alam.
Intelektualisme
Pandangan hidup yang berdasarkan logika atau akal pikiran manusia dalam setiap peristiwa yang pernah ia alami.
Gabungan
Ialah pandangan hidup yang berasal dari naturalisme dan intelektualisme. Dan berdasarkan dari tuhan dan akal pikiran manusia itu sendiri.

b.
Keyakinan atau kepercayaan



Keyakinan atau kepercayaan adalah dasar pandangan hidup manusia yang didasari oleh akal pikiran dan perasaan seorang manusia itu sendiri.
Study Kasus : Semua manusia itu mempunyai pandangan hidup, agar mereka dapat melakukan perubahan pada dirinya di masa yang akan datang. Perubahan tersebut dapat berupa keberhasilan, contohnya dalam hal ekonomi yang lebih membaik. Tetapi ada juga sekumpulan orang yang memiliki pandangan hidup tetapi tidak dibarengi oleh tindakan dengan bekerja keras


ibd 7(manusia dan keadilan)

Dalam kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalui dibenturkan oleh permasalahan – permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral

Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Nah… cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apabun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan

Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.

Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki cirri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hukum

Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan.
Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain ;


1.   Faktor ekonomi. Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
2.   Faktor Peradaban dan Kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
3.   Teknis. Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.
4.   dan lain sebagainya.
Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan